Minggu, 25 Desember 2011

Mulai Waspadai Malaria Impor

Oleh Dahlia Irawati Malang, Kompas - Menjelang musim kemarau, warga Kabupaten Malang diminta waspada terhadap berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk Anopheles sebagai penyebab malaria. Setidaknya beberapa daerah di Kabupaten Malang merupakan daerah rawan timbulnya malaria. Daerah-daerah rawan malaria itu antara lain Donomulyo, Bantur, Sitiarjo, Gedangan, dan Sendangbiru. Daerah-daerah ini berada di sebelah selatan, berdekatan dengan Samudra Hindia. Daerah-daerah ini rawan karena biasanya terdapat nyamuk vektor penyebab malaria, yaitu Anopheles dengan jenis tertentu. Nyamuk tersebut biasanya mampu berkembang biak di air payau dari laut. "Saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, biasanya air laut tersisa di cekungan-cekungan pantai. Air inilah yang dijadikan sarang menetasnya nyamuk-nyamuk vektor malaria," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Agus Wahyu Arifin, Kamis (19/3) di Malang. Namun, menurut Dinkes Kabupaten Malang, penyakit malaria impor juga harus mulai diwaspadai. Ini adalah malaria yang diderita orang Malang setelah pergi ke luar pulau. "Di Kabupaten Malang juga sudah ada zona-zona rawan malaria impor seperti ini," ujar anggota Staf Bagian Pemberantasan Demam Berdarah dan Malaria Dinkes Kabupaten Malang, Pujiadi. Menurut Pujiadi, daerah-daerah yang masuk zona rawan malaria impor itu antara lain Wagir, Pakis, Sitiarjo, Sumberpucung, dan Kasembon. Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Malang tahun 2008, dari 52 kasus malaria, sebagian besar diderita sesudah penderita pulang dari luar daerah. Jumlah kasus malaria akan meningkat tajam, menurut Pujiadi, sekitar Juli-September. Ini karena nyamuk-nyamuk mulai menyerang. Adapun bulan-bulan ini merupakan masa pembenihan atau perkembangbiakan. Masa perkembangbiakan ini merupakan masa terbaik mencegah larva nyamuk tumbuh menjadi nyamuk. "Penanganan terbaik mencegah malaria adalah sekarang masyarakat menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk. Daerah-daerah rawan sudah menjadi tanggung jawab kami untuk melakukan fogging dua minggu sekali," ujar Pujiadi. Orang yang kejangkitan malaria memiliki gejala mengalami panas dan demam. Badannya panas, tetapi penderita juga menggigil kedinginan. Data Dinkes Kabupaten Malang menyebutkan, pada Januari-Juni 2006 terdapat 25 kasus malaria. Pada tahun 2005 jumlah penderita malaria jenis falcifarum mencapai 78 orang dan malaria jenis vivax mencapai 81 orang. Malaria jenis vivax terbilang berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi otak. Hingga kini belum ditemui kasus malaria yang menyebabkan kematian di Kabupaten Malang. SUMBER : KOMPAS.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar