Selasa, 13 Maret 2012

Tingkat Kesehatan Bank

TINGKAT KESEHATAN BANK 1. Penilaian Capital Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan. Berapa modal yang cukup tersebut? Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan bank baru memerlukan modal disetor sebesar Rp. 3 trilyun. Namun bank-bank yang saat ketentuan tersebut diberlakukan sudah berdiri jumlah modalnya mungkin kurang dari jumlah tersebut. Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%. 2. PENILAIAN ASSET Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis kualitas aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implisit akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja kondisi modalnya menjadi buruk pula. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian pinjaman kepada pihak terkait, dan sebagainya. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu: 1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif (KAP 1). Aktiva Produktif Diklasifikasikan menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Rumusnya adalah : Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: • Untuk rasio sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan • Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (KAP 2) Rumusnya adalah : Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 3. PENILAIAN MANAGEMENT Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus. 4. PENILAIAN EARNING Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat. Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu : 1) Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1). Rumusnya adalah : Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100. 2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2). Rumusnya adalah : Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 5. PENILAIAN LIQUIDITY Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai dua buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Yang dimaksud Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan. Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu : 1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar. Rumusnya adalah : Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah : Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100. 6. Penilaian Sensitivity Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 1. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga; Kelebihan modal / Potensi Kerugian Suku Bunga X 100 % 2. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar;Kelebihan Modal / Potensi kerugian Nilai tukar X 100% dan 3. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. Sumber :http://mdhaqiqi.wordpress.com/2010/01/06/pengukuran-tingkat-kesehatan-bank-di-indonesia-dengan-menggunakan-metode-camel/

Minggu, 25 Desember 2011

Toyota Pilih Eropa untuk Pengembangan Mobil Kompak

TURIN, KOMPAS.com - Nilai tukar Yen yang terus menguat membuat Toyota Motor Corporation menggeser basis produksi atau pengembangan produk tertentu ke luar Jepang. Eropa dipilih untuk mengembangkan mobil kecil (minicar) dengan lingkup global. Di benua biru, TMC akan memulai riset dan pengembangan (R&D) model baru di segmen minicar, sub-kompak dan kompak. Keputusan Toyota ke luar dari kandang bukan yang pertama kalinya di dunia otomotif. Pasalnya, dua prinsipal lain, Ford Motor Corporation dan Fiat-Chrysler sudah menjalankan lebih dulu. "Sangatlah penting untuk fokus pada sebuah misi dan divisi perencanaan produk memegang kunci penting dalam strategi ini. Bersama dengan tim insinyur dan desaigner, kami akan berhasil," ujar Didier Leroy, Chief Executive Officer Toyota Motor Europe, seperti dilansir autonews (20/12). Pengalihan pusat pengembangan oleh Toyota kali ini, dipastikan bakal mempengaruhi penjualan dan pemasaran di Eropa. Keputusan ini efektif mulai berlaku 1 Januari 2012. Beberapa negara lain yang dijadikan basis produksi Toyota yakni, Thailand untuk pikap dan sedan serta India dipilih sebagai basis kendaraan ekonomis (Liva dan Etios). SUMBER : KOMPAS.COM

Konsep NS4 Primadona Toyota di Detroit

TOKYO, KOMPAS.com - Toyota memberi sinyal akan membuat kejutan kepada dunia, industri otomotif Amerika serta pengunjung "North American International Motor Show", Januari 2012. Pada pameran bergengsi itu, produsen mobil terbesar di Jepang itu menampilkan konsep NS4. Pemerhati otomotif dunia dibikin penasaran lantaran Toyota hanya menunjukkan sepenggal foto. Sama seperti dilakukan anak perusahaannya Lexus. Tak ada informasi teknis, dan hanya disebutkan pada foto 'konsep terkini mobil plug-in hybrid'. Seperti apa sosok asli masih sulit ditebak. Apakah sedan, hatchback atau bahkan sebuah crossover. Jika dilihat dari rentetan produk Toyota yang hadir pada tiap pameran akbar internasional, bisa jadi NS4 menggunakan teknologi Hybrid Synergy Drive yang dikampanyekan Toyota bersama Lexus. Bahkan keduanya akan meluncurkan 25 model terbaru selama 2 tahun kedepan. SUMBER : KOMPAS.COM

Toyota Aqua, Adik Termuda Prius

TOKYO, KOMPAS.com - Selain mengandalkan tiga mobil konsep di ajang Tokyo Motor Show, Desember 2011, Toyota juga akan mendebut Aqua. Hatchback ini merupakan "adik" termuda dari keluarga Prius yang untuk pasar AS dan Eropa akan diberi nama Prius C. Aqua akan melengkapi dua Prius Gen-3 dan Prius V yang sudah diluncurkan sebelumnya. Bentuknya lebih kompak, dengan panjang sumbu roda 149,18 mm lebih pendek dari model standar yang 2.550mm. Sedangkan ukuran lebar dan tinggi relatif sama, yakni 1.694 mm dan 1.445 mm. Toyota mengaku Aqua lebih aerodinamis dan desain lebih agresif dengan garis bemper lebih kurus, lampu kabut bentuk segitiga dan gril lebih "simpel". Bagian buritan juga lebih segar. Prius C menggunakan sistem Hybrid Synergy Drive, teknologi kebanggaan Toyota. Memadukan mesin 1.5 liter dengan motor listrik yang menerima asupan tenaga dari baterai lithium ion. Memang, belum ada data resmi berapa tenaga yang dihasilkan Aqua. Potensi tenaga yang dihasilkan Aqua memang bisa lebih kecil, tapi konsumsinya diprediksi lebih irit dari Prius sebelumnya yang tercatat 50 MPG atau 21,2 km per liter. Toyota mengaku, selain menarik konsumen dari tingkat konsumsi bahan bakar yang irit Aqua punya senjata lain, yakni teknologi. Untuk keselamatan, Aqua dilengkapi dengan 9-airbag, termasuk kontrol audio di lingkar setir dan konektivitas Bluetooth untuk telepon. Alternatif fitur tambahan yang disiapkan adalah Etune. Sistem hiburan layar sentuh yang bisa mengakses radio via intenet, brosing web sampai membaca email. Dilihat dari tampilan, Toyota sepertinya membidik konsumen anak muda sebagai target pasarnya. Setelah mendebut di Tokyo, Toyota Aqua atau Prius C akan diluncurkan di AS dan Eropa awal tahun depan. SUMBER : KOMPAS.COM

Toyota Gs Prius Hadirkan Kesan Sporti dan Agresif

TOKYO, KOMPAS.com – Tidak hanya Aqua yang dimodifikasi agar tampil lebih gaya dan trendi, juga Prius. Penampilan “King of Hybrid” ini makin gaya, sporti dan namanya pun menjadi G's Prius setelah dimodifikasi dan dijadikan sebagai salah model andalan Toyota di Tokyo Motor 2011. Detail ubahan ikon mobil hijau Toyota ini antara lain bentuk bemper depan dengan corak hitam di bagian tengahnya. Penampilannya menjadi sehingga tampil lebih sangar. Lainnya yang diubah adalah, 'rumah' lampu kabut dengan desain lebih trendi dan tambahan stiker hitam dengan lis merah pada bagian bawah samping mobil. Sebagai penyeimbang, corak hitam dan krom pelek, pada jari dan lis merah di bibir bagian luar diberi lis merah. Selanjutnya, agar terlihat lebih menarik, seluruh bodi 'diguyur' cat spesial White Pearl Crystal Shine. Kabin juga dirombak. Antara lain penggunaan jok Recaro mode sport ber balut kulit hitam dengan jahitan merah dan layar informasi model baru plus pedal-pedal aluminium. Selanjutnya sumber tenaga tidak mengalami sentuhan sama sekali alias tetap standar. SUMBER : KOMPAS.COM

Toyota 86 Masuk Indonesia Juni 2012

GOTENBA, KOMPAS.com — Toyota Motor Corporation telah memperlihatkan wujud sesungguhnya dari model terbaru mereka, Toyota 86, pada Tokyo Motor Show 2011. Sedan sport itu mulai dipasarkan pada April tahun depan, sedangkan di Indonesia pada bulan Juni. Kepastian ini disampaikan langsung Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan saat menyaksikan peragaan crash test di fasilitas Toyota di Gatenba, dekat Pengunungan Fuji, Sabtu (3/12). "Bagaimana tampilannya?" tanya Johnny Darmawan kepada rombongan wartawan Indonesia yang ikut menyaksikan tes tabrak antara Vits (Yaris) baru dan Camry. Anda sudah mencobanya kan. Ketika ditanya soal harga, Johnny justru balik tanya kepada wartawan. Berapa harga yang pantasnya? Ketika disebut sekitar Rp 500 juta, ia langsung menyambar, kecil kemungkinannya. Ia lagi menghitung-hitung dan yang pasti, katanya, harga mobil ini di atas Rp 500 juta. Ketika ditanya tentang mobil baru selain Toyota 86, Johnny hanya tersenyum. Pokoknya, sampai 2015, paling sedikit ada 10 model baru. Selain Toyota 86, Toyota Noah yang pernah dilaporkan Kompas.com akan diproduksi di Indonesia pada 2012. Selanjutnya menyusul Lexus, Camry hibrida, dan Camry premium limusin untuk taksi. "Namun, basis Camry limo yang dipasarkan di Indonesia bukan dari Jepang, melainkan dari Australia," ungkapnya. SUMBER : KOMPAS.COM

Toyota Pertaruhkan Masa Depan pada Hibrida

OKYO, KOMPAS.com — Toyota mempertaruhkan masa depannya pada mobi-mobil hibrida. Untuk itu, produsen #1 Jepang ini berusaha meningkatkan penjualan mobil hibrida di Amerika Serikat. Sampai musim semi mendatang, Toyota akan memasarkan dua varian Prius dan satu pikap. Sejalan dengan kebijakan tersebut, Toyota akan menaikkan produksi kendaraan hibrida dua kali lipat, yaitu 400.000 unit per tahun pada 2015 di AS. Untuk mendukung usaha tersebut, komponen utama kendaraan hibrida, seperti motor listrik, baterai, dan inverter, juga akan diproduksi di AS. Latar belakang Toyota bertekad atau fokus pada hibrida karena permintaan kendaraan jenis ini berbanding lurus dengan kenaikan harga bensin. Di samping itu, merek lain juga berlomba-lomba menawarkan mobil irit bahan bakar. Takeshi Uchiyamada, Kepala Riset dan Penelitian Toyota Global, mengaku, perusahaannya agak tertinggal di bidang teknologi injeksi langsung dan transmisi terkini. Argumennya, komitmen Toyota pada hibrida. "Teknologi hibrida merupakan kartu truf untuk mobil irit bahan bakar,” ujarnya. Dua model Toyota baru saja meluncurkan Prius V wagon dan C hatchback di AS. Dengan rentang pilihan yang makin beragam, penjualan keluarga Prius akan terus meningkat. Tahun depan, Toyota berharap bisa menyelesaikan prototipe pikap hibrida hasil kolaborasi dengan Ford untuk dipakai pada Tundra. Bob Carter, General Manager Toyota Division, menambahkan, "Hibrida merupakan strategi utama kami." Ia berharap prestasi keluarga Prius bisa menyamai atau bahkan melampaui kesuksesan Camry sebagai mobil terlaris di AS pada akhir dekade ini. Sampai 2015, Toyota berharap bisa mencapai target penjualan 1,2 juta unit mobil hibrida di dunia, dari 690.000 unit pada tahun lalu. Selain mengandalkan Prius, Toyota juga akan menyematkan teknologi tersebut pada model seperti Camry dan Yaris. SUMBER : KOMPAS.COM